twitter
rss


Naaaa, sudah bulan Agustus nih kak...jadi ada banyak kegiatan dalam rangka Agustusan juga nih. Salah satunya adalah Lomba 17an di Rumah Baca. Oh iya, Bulan Agustus ini juga bertepatan dengan Bulan Ramadhan, jadi selain Lomba 17an, nantinya dari Rumah Baca juga pengen ngadain acara Buka Puasa bersama. 
Kalo Lomba 17an ini, dibagi 2 sessi tiap Sabtu dan Minggu. Kemaren, (06-07 Agustus) itu sessi pertama lomba 17annya kak. Ada lomba menggunting dan menempel,tiup balon, lomba pecah air, makan krupuk, lomba masukin pensil dalam botol, dan tarik tambang. Nah untuk minggu depannya akan ada lomba sepakbola sarung, lomba kelereng, lomba tumpeng. Dan rencananya tanggal 20-21 Agustus nanti bakal ada buka bersama. 
Sampai dengan bulan Agustus ini, sudah tercatat 150an anak bergabung di Rumah Baca dan rata2 kehadian mereka *yang tercatat dalam buku absen* kurang lebih ada 10-15 anak tiap harinya. Kami bersyukur, bantuan demi  bantuan buku telah kami terima. Terima kasih untuk teman2 dari Bumirejo yang juga sudah mampir ke rumah baca untuk mendonasikan bukunya. Dan juga untuk Rumah Kenari yang juga sudah mendonasikan buku2nya. Kebutuhan lain dari rumah baca selain buku adalah dana untuk operasional. Sewa rumah , listrik, dan untuk alat tulis rumah baca. Sejauuh ini selain dari iuran pengurus, kami juga menjual beberapa alat tulis sekolah untukk menambah kas rumah baca. 


Bantuan berupa dana dapat disalurkan ke :
  • BCA Nomor Rekening 0094785495 atas nama Indah Widayanti, BCA cabang Pemuda Semarang
  • MANDIRI Nomor Rekening 135 000 7294 828 atas nama Indah Widayanti,Mandiri cabang Kepodang Semarang
Pengiriman bantuan berupa buku dapat dialamatkan ke
  • Rumah Baca Sunan Pathi (Up : Sdr . Anas Solikhin)
Dsn Paten, Kelurahan Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
  • Widodo S.Harjono ( 0813 927 067 87 )
Dusun Onggopatran RT 3 RW 23 Kecamatan Piyungan, Kab. Bantul 55792
  • Indah Widayanti ( 085 641 398 828 )
Jl. Krakatau VI / 24 Semarang 50125 Jawa Tengah


lomba menempel untuk anak paud dan kelas 1
adek2nya lomba menempel, kakak2nya baca buku dulu ya... 
persiapan lomba memasukan pensil dalam botol 

masuk gak ya?? udah pegel nih..hehehe

ada yang kasih aba2..."kiri...yaa, sabar...tahaan" 
mejeng dulu ya....penghuni dan partisipasi #rumahbaca 



Liburan sekolah kali ini kami dari pengurus Rumah Baca dibantu oleh Mbak Dwi dan Mbak Susi mengadakan Kemah di halaman SMP Dukun 2.  Diikuti oleh 17anak, dari  kelas 4-6 SD . Kemah Liburan ini diadakan mulai tanggal 28-30 Juni 2011. Di awal pertemuan , materi diberikan oleh Pak Dukri yang mengajarkan kepada anak-anak tentang Kepemimpinan. Disana anak-anak diajarkan bahwa pemimpin itu bukan dilahirkan tapi dikembangkan, pemimpin itu harus memiliki kompas di kepala dan magnet dihati. Ya, kemah liburan kali ini temanya adalah kepemimpinan, oleh karenanya anak-anak membentuk kelompok dengan nama sifat pemimpin. Ada kelompok Cerdas, Cekatan, Disiplin dan Tangguh. Antusias mereka yang mengikuti Kemah Liburan ini sangat luar biasa. Apalagi hari kedua kami adakan outbond untuk mereka. Jarak yang ditempuh untuk Outbond sekitar 2km. Mereka melewati sawah dan sungai untuk di uji oleh kakak Pembina di posko.
Acara berlanjut dengan materi kepemimpinan yang dibawakan olah Kak Olive. Materi mengenai Cita-Cita dan Sifat Pemimpin diberikan diakhiri dengan permainan singkat mengenai pemimpin. Malamnya kami adakan Api Unggun dan Bakar Jagung bersama.
Hari terakhir, materi diberikan oleh Kak Nukman. Masih soal kepemimpinan , kali ini kak Nukman mengajak anak-anak untuk bermain . Ada permainan Estafet Kalimat, Urutkan Temanmu dan terakhir permainan kreatifitas membuat taman dari pasir (kebetulan di SMP DUkun ada sepetak pasir untuk olahraga Lompat Jauh)

Anak-anak antusias dengan Kemah Liburan ini. Mereka ingin kemah ini diadakan kembali. Semoga dalam waktu dekat ini kami bisa adakan kemah kembali. Dalam kemah ini , banyak pelajaran yang diberikan kepada anak-anak. Selain mengenai Kepemimpinan, anak-anak juga diajarkan untuk mencintai alam. Kedisiplinan dan kerja sama juga diajarkan melalui jadwal piket untuk yang mencuci piring, masak dan bersih2 :)



peserta Kemah Liburan

peserta dan kakak pembina

diskusi kelompok


mejeng dulu ah....

topeng ireng ala kadarnya 

(masih) topeng ireng ala kadarnya ...heheh

sesi sifat kepemimpinan 

nyanyi bersama 

atraksi kelompok

anak kreatif,..gak ada mobil2an,..sandalpun jadi "balapan sandal"

antri makan yuuuk

makan  bersama 

permainan kelompok, kreatif buat taman 

asep, mas budi, roto 



beberapa pengurus RBSP waktu jalan2 ke posko Babadan (4,4km dr puncak Merapi)

Sekali lagi terima kasih untuk Vidya Sanggraha yang telah menyumbangkan buku-bukunya untuk Rumah Baca.


Inilah informasi dari Facebook-nya Vidya Sanggraha :
Pada 1 Juni 2011 lalu, almamater kami, SMAK St Albertus, Malang, menyumbangkan kepada Vidya Sanggraha 240 buku paket SMA kelas XII (kelas 3 SMA) terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional thn 2008. Rinciannya: 80 buah buku "Developing English Competencies", untuk program IPA dan IPS, 80 buah buku "Matematika Aplikasi" untuk program IPA, dan 80 buah buku "Bahasa dan Sastra Indonesia" untuk program studi Bahasa. Sebagian buku-buku ini akan kami salurkan ke Rumah Baca Sunan Pathi di Dusun Paten, Magelang, melalui Sdri Olivia White dan juga ke sekolah di Solor Barat, Flores Timur melalui Sdri Novy Hadikusumo, dan kepada asrama siswa SMP-SMA di Wolowaru, Flores, melalui kelompok Ribbon of Love. Silahkan menghubungi kami bila rekan-rekan lain juga ada yang membutuhkan. Terima kasih Rm Agung Wahyudianto, O Carm, Kepsek SMAK St Albertus, Malang, dan Ibu Theresia dari Perpustakaan SMAK St Albertus. Semoga kerjasama kita berlanjut terus bagi anak-anak di pedalaman.


Bahwa selama ini masyarakat menjadi konsumen informasi, tapi sedikit masyarakat yang menjadi produsen informasi. 
Lewat akun twitter @jalinmerapi, salah satu akun yang membantu saya secara pribadi untuk menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan dengan warga Dusun Paten termasuk informasi ttg Rumah Baca ini. 
Lewat @jalinmerapi lah saya bisa ketemu dengan warga Dusun Paten yang pada waktu itu sedang mengungsi di Bumirejo

Saya awalnya punya akun twitter , tapi jarang saya update. Tapi sejak erupsi Merapi, saya jadi rajin buka twitter karena saya ingin cari tahu soal Merapi. Termasuk informasi soal kebutuhan relawan. 

Internet dalam hal ini social media , bisa menjadi positif penggunaanya buat saya secara pribadi. Bahkan, melalui twitter dan fb , saya ingin menularkan semangat #berbagi kepada mereka yang juga ikut menggunakan social media. Bukan hanya sekedar untuk hiburan, tapi bisa digunakan untuk hal yang positif dan membangun. 

Mari terus #berbagi, tularkan semangat #berbagi dan #aksimu melalui social media 

salam
@oliviaindah


Kepada pengurus Vidya Sanggraha di Jakarta,

Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan kiriman majalah Trubus untuk penambahan koleksi di Rumah Baca kami. 




pembelian buku per Mei 2011

pembelian buku per April 2011 ditambah koleksi novel bekas koleksi pribadi :)

buku-buku pertanian dan peternakan
 Salam, 
Hari ini saya mengirimkan beberapa buku sumbangan dari teman-teman dan buku-buku pertanian dan peternakan yang saya beli. Tidak banyak jumlahnya, tapi saya berharap penambahan koleksi buku-buku untuk rumah baca bisa menambah minat anak-anak dan warga untuk terlibat aktif dalam rumah baca. 

Kemaren saya secara pribadi berbincang-bicang dengan Pak Dukri. Beliau juga salah satu relawan yang turut membantu warga Dusun Paten pada saat pengungsian di Bumirejo. Memang kami bukan satu tim (secara formal) namun karena kami memiliki tujuan/visi yang sama untuk warga Paten. Kesempatan bertemu dengan beliau saya manfaatkan untuk menyerap "ilmu kemandirian" beliau yang aktif dalam melibatkan masyarakat untuk bisa mandiri. Termasuk salah satunya adalah melalui peternakan Mentog. Selain harganya terjangkau, berternak mentog juga tidak terlalu rumit dibandingkan Ayam ataupun Bebek. 
Saya jadi terpikir untuk mulai melibatkan pengurus Rumah Baca supaya bisa beternak Mentog. Dikarenakan kami membutuhkan biaya operasional untuk pelaksanaan Rumah Baca.
Sejauh ini, kami belum melibatkan iuran pengurus untuk Rumah Baca. Total pengeluaraan untuk Rumah Baca bersumber dari sumbangan/donasi dari teman-teman . 
Semoga usaha berternak Mentog ini dapat segera terealisasikan. Amiin



Olivia


Buku adalah salah satu jendela ilmu pengetahuan. Ada kata-kata bijak yang berkata seperti ini, Hidup Anda lima tahun kedepan atau sepuluh tahun kedepan ditentukan oleh buku yang Anda baca dan dengan siapa Anda bergaul.”
Mengapa buku sedemikian penting? Karena buku dapat membentuk pola pikir dan cara pandang Anda yang akhirnya menentukan keputusan-keputusan yang Anda buat. Itulah sebabnya buku ikut ambil bagian dalam membentuk masa depan Anda.
Namun buku juga bukan barang murah saat ini.  Membeli buku bekas yang pastinya jauh lebih murah daripada buku baru. Memang buku bekas tidaklah seindah buku baru, namun dilihat dari bobot isi bukunya tentu saja tidak berkurang. Bekas atau baru, buku itu akan memberikan manfaat yang sama bagi Anda, namun dengan membeli buku bekas Anda bisa menghemat cukup banyak. Jadi, yuk kita beli buku.


 Untuk donasi ke rumah baca ini tidak harus buku baru kok. Buku bekas pun kami terima. Yang penting bukan baru atau bekasnya, tapi isinya. Dan buku apapun kami terima asalkan isinya baik dan positif. 
Ohya, koleksi buku-buku pelajaran kami sudah cukup memadai. Yang kurang dari koleksi rumah baca kami adalah buku-buku cerita anak, novel remaja, buku pengetahuan, ensiklopedia, buku pertanian, buku peternakan dan buku ketrampilan untuk ibu-ibu.


Merapi dilihat dari Posko Babadan
Merapi dari pintu samping Rumah Baca

Puncak Merapi yang diperbersar
Logo RBSP - diambil dari puncak Merapi 

  
** tulisan jawa : Giryo Waos Sunan Pathi 

perpustaaan darurat di Klangon
-cerita awal erupsi November 2010 yang lalu- 

Gunung Merapi erupsi, siswa diliburkan karena mengungsi. Itulah yang terjadi pada ratusan, bahkan ribuan anak-anak sekolah dilereng gunung Merapi beberapa bulan lalu. Dusun Paten adalah salah satunya. Dengan jarak yang hanya 6 kilometer dari puncak gunung paling aktif di dunia itu, praktis Dusun ini dikosongkan selama masa kritis. Penduduk Dusun harus mengungsi, sementara pemerintah tidak siap dengan penanganan kegiatan belajar mengajar selama dipengungsian. Secara otomatis, sekolah diliburkan.
Dua bulan dipengungsian, siswa hanya sesekali menyentuh buku. Memang ada beberapa kelompok mahasiswa KKN yang mendampingi mereka, tetapi, tidak semua tertarik mengikuti kegiatan, kecuali dengan iming-iming bingkisan tertentu. 

pepustaakan darurat di Bumirejo - dalam tenda
Awal interaksi kami dengan anak-anak SD asal Paten terjadi ketika pada erupsi pertama kami menjadi tenaga relawan di pengungsian. Dibawah guyuran hujan abu dan pasir, kami menjalani hari-hari bersama ribuan pengungsi. Lokasi pengungsian yang menempati sebuah lapangan sepakbola, membuat kami harus tidur dibawah bangunan tenda.
tenda darurat untuk belajar
Waktu terasa berjalan terlalu lambat saat itu. Pada tiga hari pertama, kami merasa anak-anak adalah kelompok umur yang kurang diperhatikan. Sebagian besar kelompok relawan dan petugas masih bergelut dengan permasalahan darurat hidup. Makan, minum, kesehatan, sanitasi, dan banyak permasalahan lainnya dikerjakan waktu demi waktu. Tetapi, bermain dan belajar sama sekali tidak. Anak-anak yang berlarian kesana kemari, tanpa ada yang mendampingi menjadi pemandangan sehari-hari.
perpustakaan di Balai Desa - saat kondisi memungkinkan buku dipindah ke luar tenda
Kami prihatin, mereka harus diperhatikan. Setelah berembug, akhirnya kami memutuskan untuk membuat sebuah sudut bermain dan membaca. Dengan bambu dan terpal seadanya, kami membuat sebuah tenda berukuran 2x5 meter. Kemudian, dari kawan-kawan kampus kami berusaha meminta bantuan buku-buku bacaan.
Harapan kami tidak terlalu berlebih kala itu, hanya ingin menemani mereka bermain dan memfasilitasinya. Tetapi, kenyataan berkata lain. Kami sungguh kaget ketika beberapa anak bermain, dan kami coba untuk berbincang. Salah seorang relawan yang berasal dari luar jawa awalnya mencoba mengakrabkan diri dengan mereka.
“Saya dari Makassar, kamu tau itu dimana?” buka si relawan kepada seorang bocah.
“Makassar itu ada di Sumatera” jawab si bocah setelah berpikir agak lama. 
Entah kesengajaan, atau memang bocah laki-laki itu betul-betul tidak mengerti. Bocah kelas 4 Sekolah Dasar itu rasa-rasanya betul tidak mengetahui jawabannya salah. Relawan kami sempat menganggap jawaban bocah itu hanya kelakar semata.
Akhirnya kami sadar, anak itu bersungguh-sungguh. Berangkat dari kenyataan itu, kami kemudian bersepakat, dan memutuskan untuk turut memerangi keterasingan informasi mereka seusai keadaan darurat bencana selesai.








ini adalah kumpulan tweet saya ., maaf saya terpaksa "nyampah" karena menyangkut rumah baca 

---

saya mau curhat dikit soal #rumahbaca..ini baru saja terjadi
proposal bantuan buku mmg sdh sy kirimkan lewat email, baik ke penerbit ataupun orang per-orang, trmsk update lwt twitter, fb dan blog
posisi saya di semarang, sdgkan teman relawan lainnya ada di jogja. #rumahbaca sendiri ada di Magelang.
barusan ada yang mau mendonasikan buku untuk #rumahbaca, lokasinya ada di Depok *Jakarta*, saya sndri gak tau beliau dpt info darimana
katanya cukup bnyk buku yg mau disumbangkan, tapi krn saya di smrg dan lainnya di jogja,..saya tanya dgn baik2, apakah bukunya bisa dikirim?
dan jwbn beliau ckp mengagetkan buat saya, intinya beliau tidak mau menanggung ongkos kirim karena beliau yang nyumbang
gini nih sms-nya " maaf ga mgkn sy kirim, sy nyumbang msk sy yg tanggung ongkos kirim, yang bener aja dong"
lah wong ini #rumahbaca juga gak pake modal..semuanya sumbangan orang lain...bahkan kami pun seringkali tombok pake uang pribadi
kemaren juga ada yang mo nyumbang buku , posisinya lumayan jauh dari rumah saya. ada 3 kardus buku yg mo disumbang..
agi-lagi karena gak bisa ambil *pada saaat itu* akhirnya buku2nya diberikan ke yang lain. buat saya sih gpp...
daya tarik #rumahbaca itu salahsatunya dari koleksi buku2nya , lainnya adalah program aktivitas bersama yg menyenangkan dan positif
dan sya sendiri mengakui, koleksi buku2 kami di #rumahbaca masih sangat terbatas,....
seneng rasanya kalo terima sms atau email bilang mau nyumbang...tapi begitu posisi ada di luar kota dan ga bisa ngirim , jd sedih deh :(
saya sms utk menjawab sms beliau yang "menyakitkan" buat saya : ya sudahlah mas, diberikan ke yang lain saja yang lebih dekat. Maaf
ini sms saya termasuk yang udah sopan kan ya? eh dia jawab : cuman saya jd ga simpatik dgn program anda. Maaf
ya maaf mas..kami ini #rumahbaca yang miskin..kami tidak punya dana untuk biaya ongkos kirim "sumbangan" buku anda *batin saya*
sedih rasany kl begini, mau ngecat ruang baca-nya aja blom ada dana. mau langganan koran aja msh mikir, eh mlh suruh byr ongkos kirim buku
sesungguhnya anda itu mau menyumbang buku bukan mau "membuang" buku ... #rumahbaca
sudah ah #curhat nya.. hehehe


saya - @oliviaindah