twitter
rss

Buku adalah salah satu jendela ilmu pengetahuan. Ada kata-kata bijak yang berkata seperti ini, Hidup Anda lima tahun kedepan atau sepuluh tahun kedepan ditentukan oleh buku yang Anda baca dan dengan siapa Anda bergaul.”
Mengapa buku sedemikian penting? Karena buku dapat membentuk pola pikir dan cara pandang Anda yang akhirnya menentukan keputusan-keputusan yang Anda buat. Itulah sebabnya buku ikut ambil bagian dalam membentuk masa depan Anda.
Namun buku juga bukan barang murah saat ini.  Membeli buku bekas yang pastinya jauh lebih murah daripada buku baru. Memang buku bekas tidaklah seindah buku baru, namun dilihat dari bobot isi bukunya tentu saja tidak berkurang. Bekas atau baru, buku itu akan memberikan manfaat yang sama bagi Anda, namun dengan membeli buku bekas Anda bisa menghemat cukup banyak. Jadi, yuk kita beli buku.


 Untuk donasi ke rumah baca ini tidak harus buku baru kok. Buku bekas pun kami terima. Yang penting bukan baru atau bekasnya, tapi isinya. Dan buku apapun kami terima asalkan isinya baik dan positif. 
Ohya, koleksi buku-buku pelajaran kami sudah cukup memadai. Yang kurang dari koleksi rumah baca kami adalah buku-buku cerita anak, novel remaja, buku pengetahuan, ensiklopedia, buku pertanian, buku peternakan dan buku ketrampilan untuk ibu-ibu.


Merapi dilihat dari Posko Babadan
Merapi dari pintu samping Rumah Baca

Puncak Merapi yang diperbersar
Logo RBSP - diambil dari puncak Merapi 

  
** tulisan jawa : Giryo Waos Sunan Pathi 

perpustaaan darurat di Klangon
-cerita awal erupsi November 2010 yang lalu- 

Gunung Merapi erupsi, siswa diliburkan karena mengungsi. Itulah yang terjadi pada ratusan, bahkan ribuan anak-anak sekolah dilereng gunung Merapi beberapa bulan lalu. Dusun Paten adalah salah satunya. Dengan jarak yang hanya 6 kilometer dari puncak gunung paling aktif di dunia itu, praktis Dusun ini dikosongkan selama masa kritis. Penduduk Dusun harus mengungsi, sementara pemerintah tidak siap dengan penanganan kegiatan belajar mengajar selama dipengungsian. Secara otomatis, sekolah diliburkan.
Dua bulan dipengungsian, siswa hanya sesekali menyentuh buku. Memang ada beberapa kelompok mahasiswa KKN yang mendampingi mereka, tetapi, tidak semua tertarik mengikuti kegiatan, kecuali dengan iming-iming bingkisan tertentu. 

pepustaakan darurat di Bumirejo - dalam tenda
Awal interaksi kami dengan anak-anak SD asal Paten terjadi ketika pada erupsi pertama kami menjadi tenaga relawan di pengungsian. Dibawah guyuran hujan abu dan pasir, kami menjalani hari-hari bersama ribuan pengungsi. Lokasi pengungsian yang menempati sebuah lapangan sepakbola, membuat kami harus tidur dibawah bangunan tenda.
tenda darurat untuk belajar
Waktu terasa berjalan terlalu lambat saat itu. Pada tiga hari pertama, kami merasa anak-anak adalah kelompok umur yang kurang diperhatikan. Sebagian besar kelompok relawan dan petugas masih bergelut dengan permasalahan darurat hidup. Makan, minum, kesehatan, sanitasi, dan banyak permasalahan lainnya dikerjakan waktu demi waktu. Tetapi, bermain dan belajar sama sekali tidak. Anak-anak yang berlarian kesana kemari, tanpa ada yang mendampingi menjadi pemandangan sehari-hari.
perpustakaan di Balai Desa - saat kondisi memungkinkan buku dipindah ke luar tenda
Kami prihatin, mereka harus diperhatikan. Setelah berembug, akhirnya kami memutuskan untuk membuat sebuah sudut bermain dan membaca. Dengan bambu dan terpal seadanya, kami membuat sebuah tenda berukuran 2x5 meter. Kemudian, dari kawan-kawan kampus kami berusaha meminta bantuan buku-buku bacaan.
Harapan kami tidak terlalu berlebih kala itu, hanya ingin menemani mereka bermain dan memfasilitasinya. Tetapi, kenyataan berkata lain. Kami sungguh kaget ketika beberapa anak bermain, dan kami coba untuk berbincang. Salah seorang relawan yang berasal dari luar jawa awalnya mencoba mengakrabkan diri dengan mereka.
“Saya dari Makassar, kamu tau itu dimana?” buka si relawan kepada seorang bocah.
“Makassar itu ada di Sumatera” jawab si bocah setelah berpikir agak lama. 
Entah kesengajaan, atau memang bocah laki-laki itu betul-betul tidak mengerti. Bocah kelas 4 Sekolah Dasar itu rasa-rasanya betul tidak mengetahui jawabannya salah. Relawan kami sempat menganggap jawaban bocah itu hanya kelakar semata.
Akhirnya kami sadar, anak itu bersungguh-sungguh. Berangkat dari kenyataan itu, kami kemudian bersepakat, dan memutuskan untuk turut memerangi keterasingan informasi mereka seusai keadaan darurat bencana selesai.








ini adalah kumpulan tweet saya ., maaf saya terpaksa "nyampah" karena menyangkut rumah baca 

---

saya mau curhat dikit soal #rumahbaca..ini baru saja terjadi
proposal bantuan buku mmg sdh sy kirimkan lewat email, baik ke penerbit ataupun orang per-orang, trmsk update lwt twitter, fb dan blog
posisi saya di semarang, sdgkan teman relawan lainnya ada di jogja. #rumahbaca sendiri ada di Magelang.
barusan ada yang mau mendonasikan buku untuk #rumahbaca, lokasinya ada di Depok *Jakarta*, saya sndri gak tau beliau dpt info darimana
katanya cukup bnyk buku yg mau disumbangkan, tapi krn saya di smrg dan lainnya di jogja,..saya tanya dgn baik2, apakah bukunya bisa dikirim?
dan jwbn beliau ckp mengagetkan buat saya, intinya beliau tidak mau menanggung ongkos kirim karena beliau yang nyumbang
gini nih sms-nya " maaf ga mgkn sy kirim, sy nyumbang msk sy yg tanggung ongkos kirim, yang bener aja dong"
lah wong ini #rumahbaca juga gak pake modal..semuanya sumbangan orang lain...bahkan kami pun seringkali tombok pake uang pribadi
kemaren juga ada yang mo nyumbang buku , posisinya lumayan jauh dari rumah saya. ada 3 kardus buku yg mo disumbang..
agi-lagi karena gak bisa ambil *pada saaat itu* akhirnya buku2nya diberikan ke yang lain. buat saya sih gpp...
daya tarik #rumahbaca itu salahsatunya dari koleksi buku2nya , lainnya adalah program aktivitas bersama yg menyenangkan dan positif
dan sya sendiri mengakui, koleksi buku2 kami di #rumahbaca masih sangat terbatas,....
seneng rasanya kalo terima sms atau email bilang mau nyumbang...tapi begitu posisi ada di luar kota dan ga bisa ngirim , jd sedih deh :(
saya sms utk menjawab sms beliau yang "menyakitkan" buat saya : ya sudahlah mas, diberikan ke yang lain saja yang lebih dekat. Maaf
ini sms saya termasuk yang udah sopan kan ya? eh dia jawab : cuman saya jd ga simpatik dgn program anda. Maaf
ya maaf mas..kami ini #rumahbaca yang miskin..kami tidak punya dana untuk biaya ongkos kirim "sumbangan" buku anda *batin saya*
sedih rasany kl begini, mau ngecat ruang baca-nya aja blom ada dana. mau langganan koran aja msh mikir, eh mlh suruh byr ongkos kirim buku
sesungguhnya anda itu mau menyumbang buku bukan mau "membuang" buku ... #rumahbaca
sudah ah #curhat nya.. hehehe


saya - @oliviaindah


1dus buku dari Dr Andi Sugiarto  (haduuh maaf, saya ga bongkar kardusnya....ga cantik ya fotonya :)
terima kasih untuk mas Aldy Cyan yang sudah mendonasikan buku2nya 

buku sumbangan dari Kak Vidya Via 

Tejo - relawan asal Jogja
Dodo - relawan asal Jogja
Pemasangan Papan Nama

Pemasangan Papan Nama

RB. Sunan Pathi tampak depan

RB. Sunan Pathi tampak samping

 




Pertama-tama, saaya atas nama  pengurus Rumah Baca Sunan Pathi, Dusun Paten Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami, baik berupa dana  ataupun buku-buku bacaan untuk koleksi Rumah Baca Sunan Pathi.
Tanggal 30 Maret 2011 lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi Rumah Baca yang persiapannya sudah hampir selesai. Rencananya RBSP akan mulai mulai beropersional  pada tanggal  4 April 2011 , dengan sistem buka setiap hari mulai dari jam 5 sore sampai jam 9 malam. Ini dikarenakan menyesuaikan jadwal dengan pengurus Rumah Baca, yang notabene adalah pemuda remaja Dusun Paten. Beberapa pengurus Rumah Baca masih ada yang sekolah, kuliah dan bertani.  Diharapkan nantinya akan bisa dibuka pada pagi hari mengingat lokasi Rumah Baca terletak disebelah Sekolah. (SDN 1 Paten).
Adapun dalam pelaksanaanya (manajemen peminjaman buku, dll) masih dalam proses belajar sambil berjalannya RBSP.  Kami dari relawan (saya, Dodo dan Tejo) masih akan terus memantau jalannya manajemen Rumah Baca sampai dirasa benar-benar bisa  mandiri. 
Koleksi buku-buku yang ada di RBSP sudah ada sekitar 600buah. Terdiri dari  buku-buku pelajaran, komik, buku cerita, buku pengetahuan . Saya secara pribadi memiliki kerinduan agar koleksi buku di  RBSP bisa lebih bervariatif.  Agar RBSP ini juga bisa menjangkau seluruh warga Dusun, baik anak-anak, remaja, pemuda hingga dewasa, maka saya berharap ada penambahan koleksi buku di RBSP berupa  buku-buku pertanian dan peternakan, buku-buku ketrampilan untuk ibu-ibu, dan buku-buku kesehatan.

Disamping buku-buku bacaan, kami juga berharap akan adanya Surat Kabar/Koran yang masuk ke Dusun Paten.  Saat ini proposal sedang kami bawa ke Kompas dan Suara Merdeka untuk bisa mendapatkan Koran/Surat Kabar harian. Meskipun letaknya jauh dari Muntilan/Magelang, tapi salah satu pengurus RBSP ada yang kuliah di Magelang dan bersedia untuk mengambil Koran/Surat Kabar tesebut di agen/penyalur.
Dan terakhir yang menjadi harapan saya secara pribadi adalah kenyaman di RBSP. Saya berharap bisa merenovasi ruangan baca di RBSP. Dengan dana yang terbatas, kami mencoba untuk membuat ruang baca menjadi nyaman dengan membuat 2 buah meja, 2 buah papan tulis, 1 rak buku, plastik pelapis langit-langit. Namun satu hal yang belum terealisasikan saat ini adalah melakukan pengecatan ruang baca.
Demikian yang bisa saya sampaikan mengenai perkembangan Rumah Baca Sunan Pathi.  Kurang lebihnya saya mohon maaf.


·        Buku adalah menu utama. Banyak orang yang telah turut berkontribusi dalam menyumbang buku bagi Rumah Baca Sunan Pathi. Kami selalu terbuka dan menerima sumbangan-sumbangan yang akan anda berikan. Semakin banyak sumbangan yang kami terima, semakin banyak pula buku-buku bacaan yang berkualitas bagi anak-anak ataupun bagi warga Dusun Paten.
·         Saat ini, kebutuhan utama kami adalah buku-buku bacaan anak-anak berbahasa Indonesia. Target dari Rumah Baca Sunan Pathi adalah anak-anak berusia 6 hingga 18 tahun (usia sekolah). Meskipun demikian, sumbangan buku-buku remaja dan dewasa juga kami butuhkan khususnya adalah buku-buku Pertanian dan Peternakan untuk mendukung petani dan peternak yang ada di Dusun Paten.



Sumbangan dalam bentuk Dana
·         Disamping buku bacaan, kami juga menerima sumbangan dalam bentuk Dana yang nantikanya akan kami gunakan untuk pembelian buku-buku, pembuatan rak dan lemari buku, sewa tempat, listrik, dan biaya operasional lainnya.

Bantuan berupa dana dapat disalurkan ke :
  • BCA Nomor Rekening 0094785495 atas nama Indah Widayanti, BCA cabang Pemuda Semarang
  • MANDIRI Nomor Rekening 135 000 7294 828 atas nama Indah Widayanti, Mandiri cabang Kepodang Semarang
Pengiriman bantuan berupa buku dapat dialamatkan ke
  • Rumah Baca Sunan Pathi (Up : Sdr . Anas Solikhin)
Dsn Paten, Kelurahan Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
  • Widodo S.Harjono ( 0813 927 067 87 )
Dusun Onggopatran RT 3 RW 23 Kecamatan Piyungan, Kab. Bantul 55792
  • Indah Widayanti ( 085 641 398 828 )
Jl. Krakatau VI / 24 Semarang 50125 Jawa Tengah